
Keluarga Akan Laporkan Ke Presiden dan Panglima TNI
P. Baru [Riau] BoTvBanten.com|| Kasus meninggalnya anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) Prada Josua Lumban Tobing yang meninggal pada Minggu, (30/07/2024) sekira Pukul 23.30 Wib dianggap masih misteri oleh keluarganya.
Prada Josua Lumban Tobing ditemukan meninggal dunia dalam keadaan tergantung dengan tali yang menjerat di leher di dalam Gudang-1 Logistik Yonif 132/BS, Batalyon Infanteri 132 Salo Bangkinang itu masih menyisakan tanda tanya besar dari Keluarga Almarhum.
Hari ini, Senin (05/08/24) keluarga almarhum ayah dan ibu kandung almarhum beserta pacar almarhum, didampingi P
Para Advokat dari kantor Hukum DR. Freddy Simanjuntak, SH.,MH dan Rekan Triandi Bimankalid, SH.,MH, Syarifuddin Simbolon, SH., MH, dan William Alfred Halomoan, SH., MH mendatangi Detasemen Polisi Militer (Denpom) I/3 PekanBaru yang berada di Jalan Ahmad Yani, Kota Pekan Baru, Sabtu (03/08/2024).
Dr. Freddy Simanjuntak, S.H., M.H ketika ditanya awak media menyampaikan, kedatangan mereka mendapatkan informasi kebenaran kejadian yang dialami Almarhum.
“Kami hadir pada hari ini untuk mendapatkan kejelasan, bagaimana sesungguhnya kejadian yang mengakibatkan anak client saya meninggal dunia, mengingat berdasarkan keterangan dan foto-foto serta alat bukti lainnya yang disampaikan oleh client saya banyak ditemukan fakta hukum yang tidak terbantahkan dan banyak kejanggalan-kejanggalan yang lazimnya tidak dijumpai oleh Korban meninggal akibat Gantung diri.
Oleh karena itu kami sebagai Penasihat Hukum mendampingi Keluarga Almarhum mendatangi Detasemen Polisi Militer (Denpom) I/3 Pekan Baru untuk mempertanyakan hal tersebut, namun salah seorang perwira yang berdinas menyampaikan bahwa penanganan perkara tentang meninggalnya Prada Josua Lumban Tobing sudah selesai dan murni gantung diri serta tidak ditemukan adanya Tindak Pidana, dan berkas sudah disampaikan kepada Komandan Korem 031 Wirabima dan Komandan Batalion Infantri 132 Salo-Bangkinang, sehingga mengakibatkan orangtua kandung dari Prada Josua Lumban Tobing merasa kecewa,” ungkap Freddy.
Ibu Kandung Almarhum Josua Lumban Tobing ketika diwawancara oleh Wartawan di depan gedung Detasemen Polisi Militer (Denpom) I/3 Pekanbaru berharap kepada presiden meminta keadilan untuk anaknya.
“Pak Jokowi, tolong saya pak, saya tidak terima anak saya diperlakukan seperti ini pak, tolong tunjukkan keadilan di negara kita, tolong saya bapak, tunjukkan saya bapak, bahwa Negara kita masih memiliki perikemanusiaan, tolong saya pak, anak saya meninggal dunia disebabkan oleh karena gantung diri atau digantung,” ungkapnya penuh sedih.
Ayah kandung almarhum juga menyampaikan harapan yang sama kepada presiden RI, agar ada keadilan kepada mereka untuk anaknya.
“Kami sebagai Keluarga meminta Keadilan, saya mohon pak, bantu kami, pak jokowi, Panglima TNI, atau siapapun, bantu kami, kami meyakini bahwa anak kami meninggal bukan karena bunuh diri, melainkan kuat dugaan terlebih dahulu anak saya disiksa atau dibunuh kemudian baru digantung oleh Oknum anggota TNI lainnya, bertempat di dalam lingkungan Batalyon Infanteri 132 Salo-Bangkinang, sehingga seolah-olah anak saya meninggal disebabkan karena gantung diri, dan sampai kapanpun saya atas nama keluarga akan terus berjuang sampai kemanapun demi untuk mendapatkan keadilan,” ungkapnya penuh isak tangis.
Triandi Bimankalid S.H., M.H selaku kuasa hukum kepada awak media menyampaikan, akan melaporkan hal ini kepada Presiden.
“Kami akan laporkan masalah ini ke Presiden Republik Indonesia, Komnas HAM Republik Indonesia, Menkopolhukam RI, Panglima TNI, Komisi 3 DPR RI, dan kepada Instansi terkait lainnya. Meminta segera dibentuk Tim Pencari Fakta (TPF) yang Independent sehingga mendapatkan kepastian hukum tentang apa sesungguhnya yang terjadi sehingga mengakibatkan meninngalnya anak client kami agar permasalahan ini menjadi terang benderang.” Tandasnya.
[Redaksi]