Medan [Sumut] botvkalimayanews.com||Aksi brutal seorang oknum Debt Colector (DC) nyaris mencelakai Jiwa seorang wartawan, Junaedi Daulay saat hendak meliput di kawasan Komplek Megacom Kelurahan Dwi Kora, Kecamatan Medan Helvetia, Kota Medan.
Peristiwa tersebut terjadi sekitar siang hari saat suasana di lokasi sedang ramai warga merekam keributan antara pihak Debt Colector dan pemilik kendaraan.
Junaedi yang kebetulan sedang melintas dan melihat keributan tersebut langsung mengambil gambar suasana dengan ponselnya.
“Aku tadi mau meliput berita di komplek. Pas lewat lihat orang rame-rame ribut sambil merekam aku rekam mobil yang mau ditarik oknum Debt Colector. Namun tiba-tiba aku didatangi preman, ditarik, dicekik minta matikan kamera, aku bilang ya udah bang aku dari media, Dia malah rampas kamera sambil menghapus semua vidio di dalam hp.
“Wartawan macam kelen ini cocok dimatikan sambil mencekik leherku,” ungkap Junaedi Rabu, (23/07/2025) dengan suara bergetar.
Aksi kekerasan itu terekam dalam video yang sempat beredar di media sosial.
Tampak dalam video seorang pria berbadan tegap merampas HP Junaedi dengan kasar sambil berteriak dan mengancam.
Rekaman itu sontak memicu kecaman dari kalangan jurnalis di dalam grup.
Tak hanya dirampas, alat kerja wartawan berupa kamera juga disebut turut disita paksa oleh oknum tersebut.
Peristiwa ini mendapat kecaman keras dari berbagai pihak, termasuk organisasi pers dan komunitas wartawan di Kota Medan.
“Wihh seram kali, laporkan bang. Ini bukan hanya pelecehan terhadap profesi kita wartawan, tapi juga ancaman serius terhadap kebebasan pers. Kami minta Kapolda Sumut segera mengusut dan menangkap pelaku!” tegas salah satu jurnalis senior Medan.
Hingga berita ini ditulis, belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian Polretabes Medan terkait insiden tersebut.
Peristiwa ini menjadi potret buram kebebasan pers di lapangan, di mana jurnalis sering kali menjadi sasaran kekerasan saat menjalankan tugasnya.
Masyarakat berharap aparat tidak tinggal diam dan segera menindak tegas pelaku intimidasi dan kekerasan terhadap wartawan. [Aps/Red]]