“Gibran disarankan mundur karena dinilai tidak memiliki kapasitas untuk menduduki posisi strategis di pemerintahan”
Jakarta||botvkalimayanews.com|| Mantan pejabat intelijen Kolonel (Purn) Sri Radjasa Chandra mengungkap dugaan adanya rencana terselubung untuk menjauhkan Gibran Rakabuming Raka dari pusat pemerintahan.
Dalam pernyataannya di sebuah podcast Forum Keadilan TV, Chandra membeberkan bahwa skenario ini bukan hanya soal pembagian peran wakil presiden, melainkan bagian dari manuver politik untuk memutus pengaruh lingkaran dalam Presiden Joko Widodo.
Menurut Chandra, Menteri Hukum dan HAM Yusril Ihza Mahendra adalah sosok yang pertama kali melemparkan wacana ini.
Ia menilai langkah tersebut bisa saja strategi Presiden terpilih Prabowo Subianto untuk menghindarkan Gibran dari tekanan isu pemakzulan.
Selain itu, Chandra memandang penempatan Gibran di luar lingkar utama kekuasaan dapat mengurangi campur tangan orang-orang dekat Jokowi.
Chandra menduga skenario ini juga sebagai cara membangun citra Gibran yang kerap dinilai kurang menunjukkan kinerja nyata.
Ia mengatakan penugasan di wilayah seperti Papua bisa menjadi tantangan besar bagi Gibran.
Chandra pun menarik kembali benang ke masa lalu Jokowi yang disebut pernah membawa dokumen referendum Papua Barat ke Brisbane pada 2014.
Tindakan itu disebut-sebut menjadi sumber keraguan Prabowo dalam menempatkan Gibran di Papua.
Ia menjelaskan peristiwa pada Agustus 2014, menjelang pelantikan Jokowi, masih menjadi sorotan karena dianggap melibatkan pengaruh asing.
Chandra juga menyoroti sikap Prabowo yang kini dianggap lebih ragu-ragu dalam mengambil langkah tegas dibandingkan ketika masih aktif di militer.
Menurutnya, tekanan dari lingkaran Jokowi membuat Prabowo berhati-hati dalam bersikap.
Ia menyebut kompleksitas di Papua, ditambah proyek food estate yang bermasalah, bisa menjadi batu sandungan bagi Gibran.
Ia menilai pendekatan pembangunan tanpa memperhatikan aspirasi masyarakat adat justru akan memicu masalah baru.
Dalam pandangannya, penugasan Gibran ke Papua tidak akan banyak membantu meningkatkan kinerja sang wakil presiden.
Chandra bahkan menyinggung kemampuan Gibran sebagai Wapres yang dianggapnya tidak maksimal.
Secara terbuka, ia menyarankan agar Gibran mundur karena dinilai tidak memiliki kapasitas untuk menduduki posisi strategis di pemerintahan. [Aps]