Menjaga Kabinet Merah Putih Mendepak Menteri

Agung Putro Suhendro

Pemimpin Redaksi

Wajarnya seorang publik figur adalah manusia yang bisa di jadikan teladan bagi orang banyak, baik sikap maupun tutur katanya.

Ada hal yang dinilai diluar kewajaran, bahkan kurang ajar.

Entah apa yang merasukinya, bak diluar nalar, seorang pejabat negara setingkat menteri di sebuah momen acara, di ruang publik melontarkan kata-kata yang di nilai tak pantas di ucapkan oleh seorang pejabat negara, yang berakhir memicu kemarahan dan kecaman berbagai individu dan komunitas

Berbagai kecaman bernada marah, tendisius  dan kontroversi bermunculan mewarnai berbagai laman portal media.

Dari sisi lain, penulis menilai gamblang menduga, lontaran membabibuta dari seorang pejabat negara  seiring viralnya di Medsos 6 orang pejabat negara yang dinilai buruk kinerjanya pasca 100 hari kerja pemerintahan saat ini.

Indikator dugaan adanya kekecewaan dan kekesalan entah kepada siapa yang merasuki tokoh partai ini sepertinya memuncak pada saat sebuah moment acara diruang publik yang juga dihadiri beberapa tokoh dan pejabat negara lainnya.

Sinyalemen adanya kekesalan bercampur marah dilontarkan dengan gamblang dan babibu kepada sebuah institusi dan profesi yang berakhir menimbulkan berbagai kecaman dan kemarahan itupun klimaksnya desakan mundur dan pencopotan sang pejabat negara tadi.

Institusi dan profesi dituding sebagai pengganggu jalannya roda pemerintahan pada level desa.

Seperti kekanak-kanakan,
dihadapan publik mengadukan kekesalan dan menyampaikan ada institusi dan profesi yang ditudingnya sebagai pengganggu jalannya pemerintahan di level desa, hal ini seperti telah mengusiknya.

Tak sampai disana, bahkan dengan keji memfitnah hitungan nominal pendapatan yang diperoleh institusi dan profesi dengan jumlah desa yang ada, dengan pendapatannya sebagai pejabat negara.

Sinyalemen adanya kebencian yang merasukinya adalah dengan menyebut “wartawan Bodrex”.

Padahal tak sedikit yang mengetahuinya, bagaimana bobroknya kinerja para oknum Kepala Desa (Kades) yang mengelola dana yang digelontorkan oleh pemerintah pusat.
Indikator buruknya adalah banyaknya oknum Kades yang dijaring oleh Aparat Penegak Hukum (APH).

Tak dapat dipungkiri, mau tidak mau, suka tidak suka, kemarahan dan kekecewaan publik kepadanya semakin banyak bermunculan, bahkan mendesak dirinya segera mundur.

Tak berhenti di situ, desakan kepada Presiden RI, Prabowo Subianto agar segera mencopotnya sebagai menteri.

Dirinya yang masuk dalam nominasi buruknya kinerja 6 menteri yang sempat tersiar dan viral itu dinilai publik bukan pepesan kosong.

Fakta kinerjanya sudah dinilai buruk, yang berpotensi di Reshuffle dinilai membuatnya meriang dan kejang-kejang sehingga melontarkan tudingan sana sani.

Berangkat dari situ, akhirnya kepantasan dan  kwalitasnya sebagai pejabat negara sudah ternilai oleh publik.

Banyaknya pihak yang mendesak untuk mundur dari jabatannya saat ini hendaknya dapat diapresiasi oleh Presiden  Republik Indonesia Prabowo Subianto, segera mendepak jauh-jauh pembantunya yang menuai preseden buruk pada kabinet Merah Putih Prabowo.

Salam Redaksi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Example 728x250