Gome Puncak [Papua] botvkalimayanews.com||Di atas hamparan bumi Papua yang dipeluk kabut dan dinginnya pegunungan, sebuah tugas kemanusiaan kembali ditorehkan oleh prajurit Yonif 700/WYC. Dari Pos Kout Koper, para prajurit menyusuri jalanan terjal, membawa harapan dan obat-obatan, untuk menyapa saudara-saudara di Kampung Wako, Distrik Gome. Senin, (16/09/2015).
Di bawah komando Serka Julianto yang tangguh, tim medis Satgas menggelar pengobatan bagi warga.
Bukan dentuman senjata yang memecah kesunyian, namun tawa riang anak-anak dan senyum tulus para orang tua yang menjadi melodi di tengah gemericik sungai dan desau angin.
Aktivitas pagi di Kampung Wako pun berubah menjadi lautan syukur.
Puluhan warga, dari balita hingga orang tua, antusias menerima pelayanan kesehatan ini.
Setiap tensi darah yang diperiksa, setiap obat yang diberikan, bukan sekadar angka dan pil, melainkan simbol bahwa di tengah keterpencilan, mereka tidak pernah terlupakan.
Letda Ckm Muh Akbar Amd Kep, sang Danpos Kout Koper yang menjadi otak di balik misi mulia ini, menegaskan bahwa bakti sosial ini adalah napas dari tugas teritorial mereka.
“Ini adalah wujud nyata bakti kami, wujud kasih TNI untuk rakyat. Kesehatan adalah pintu utama menuju kemajuan. Melalui kegiatan Binter Terbatas ini, kami tidak hanya ingin menyembuhkan luka di tubuh, tetapi juga menjahit lebih erat tali persaudaraan antara Satgas dan masyarakat di bumi Cenderawasih. Kami hadir bukan sebagai pasukan, tapi sebagai saudara yang peduli,” ujarnya dengan penuh ketulusan, matanya berbinar mencerminkan semangat yang membara.
Salah satu warga, Mama Yosephina (42), yang menerima pengobatan, tak mampu menyembunyikan rasa harunya.
“Saya sangat senang dan berterima kasih kepada bapak-bapak TNI. Selama ini susah sekali mencari obat ke kota, jauh dan biaya mahal. Kedatangan mereka bagai jawaban dari langit. Mereka tidak hanya membawa obat, tapi juga membawa semangat baru untuk kami. Terima kasih, kakak-kakak dari Yonif 700,” ujarnya dengan suara bergetar penuh syukur, sambil memeluk erat bungkusan obat yang baru saja diterimanya.
Dalam kesunyian Pegunungan Gome, para prajurit ini kembali membuktikan bahwa senjata terkuat bukanlah peluru, melainkan empati. Mereka adalah pahlawan yang tak hanya berjaga di pos-pos perbatasan, tetapi juga menyembuhkan dengan hati, menuliskan puisi kepahlawanan dengan aksi nyata yang abadi dalam kenangan warga Kampung Wako.
Satgas Yonif 700/WYC, sekali lagi, hadir sebagai pelita di tengah kabut. [Jhonchan]
[Pen. Satgas Pamtas RI-PNG Mobile Yonif 700 Wira Yudha Cakti]