Kota Serang [Banten] botvkalimayanews.com|| SMP Negeri 18 kota Serang yang berada di jalan Kalodran Sindangraksa, kelurahan Teritih, Kecamatan Walantaka, Kota Serang Prov. Banten terlihat sangat kumuh, di beberapa bagian ruangan kelas terlihat cat telah mengelupas dan cat sudah pada kusam.
Kepada awak media, Dedi, ketua LSM Aliansi Muda Banten, kepada awak media mengungkapkan, sebelumnya, beberapa waktu lalu, dirinya sudah pernah berkunjung ke sekolah tersebut bermaksud bertemu dengan kepala sekolah untuk mempertanyakan perihal sekolah yang kondisinya terlihat kumuh dan kusam kepada kepala sekolah, padahal ada anggaran sarana dan prasarana pemeliharaan dari dana Bantuan Operasional Satuan Pendidikan atau dana BOS, namun sang kepala sekolah, Mintarsih tak kunjung bisa ditemui.
Selasa, (20/05/2025) sekira pukul 13.00, Dedi kembali menyambangi SMPN 18 kota Serang, berharap sang Kepsek ada di tempat, namun sayang, Mintarsih kepala sekolah tidak ada ditempat, kabarnya ada kegiatan di luar.
Akhirnya Humas SMPN 18 menemui dan bertanya perihal kedatangannya.
“Ada keperluan apa? Bisa lihat surat tugas dan KTP ?” ujar yang mengaku humas.
Merasa tersinggung, bagaimana tidak, Dedi yang berkunjung ke sekolah untuk menyikapi permasalahan di sekolah diminta untuk menunjukan surat tugas dan KTP oleh Humas.
“Saya ketua LSM AMB bu, jadi tidak perlu memakai surat tugas. Saya kesini ingin ketemu kepala sekolah, karena sejak dua minggu lalu saya menyampaikan pesan untuk bertemu dengan beliau, kata bagian piket tinggalkan nomor hp , nanti di hubungi. Namun saya tunggu tidak ada dihubungi oleh pihak sekolah.” jawab Dedi sopan.
Menurut Dedi, sebagai masyarakat siapapun berhak mempertanyakan apa saja kegiatan pemeliharaan yang berasal dari dana bos, namun nyatanya, terlihat dinding cat diberbagai ruangan terlihat kusam dan mengelupas.
“Apa lagi bagian lapangan yang tidak terawat, karena catnya sudah sangat pudar, jadi sekolah ini terkesan tidak ada perawatan dan pemeliharaan,” tegas Dedi.
Dedi menambahkan, dengan anggaran dana bos untuk pemeliharaan sarana dan prasarana itu ada, namun kenapa sekolah di biarkan kumuh dan tidak terawat.
“Seharusnya pihak sekolah mau menerima masukan dari masyarakat untuk kemajuan dan kenyamanan anak bangsa yang belajar di sekolah,” pungkas Dedi.
[Syl]