Keluhan Penyandang Disabilitas Kepada Pemkab Subang

Butuh Perhatian dan Perlindungan Pemerintah

Subang [Jabar] BoTvbanten.com|| Yayasan Rahmatul Umah yang khusus menampung penyandang Disabilitas yang berada di jalan Perjuangan Pasar Inpres, tepatnya di Masjid H Aan kabupaten Subang Jawa Barat.

Yayasan ini di bawah Asuhan Ustad Haji Abu Yusup, yang berjuang dan berupaya demi kelangsungan hidupnya.

Mirisnya lagi, Ustad H. Abu Yusup merasa prihatin dengan kehidupan penyandang Disabilitas Tuna Rungu, sangking tidak punya pekerjaan maka mudah sekali di iming-imingi  pinjaman Bank Emok yang menjerat dan menjadi beban dikehidupannya.

Keluhan ini disampaikan Ustd. H. Abu Yusup, kepada awak media, Senin (07/10/2024) di Depan Kantor GOW kabupaten Subang untuk pemerintah kabupaten Subang khususnya kepada Dinas Sosial.

Kembali ke ungkapan Abu Yusup, banyaknya pengorbanan Ustd. H. Abu Yusup sudah tidak terbantahkan, sampai harus separuh jiwa dan Harta maupun perhatiannya tercurahkan buat 2700 penyandang Tuna Rungu yang tersebar di 256 Desa dan Kelurahan dibawah Asuhannya semua satu komando.

“Selama ini kita ada, tapi kenapa kita Tidak diperhatikan, di dengar dan ditindaklanjuti ketika kita butuh pelayanan publik dari pemerintah maupun jaminannya,” papar Abu Yusup.

Di akuinya, setiap program dan kegiatan yang dilaksanakan pemerintah yang bersinggungan langsung dengan Disabilitas, seringkali tidak melibatkan warga Disabilitas. Sehingga setiap program dan kegiatan yang dilaksanakan, kurang dirasakan manfaatnya.

Hal ini menunjukan bahwa, Disabilitas masih menjadi objek, bukan subjek dari program pemerintah. Tambahnya.

“Seharusnya, mereka penyandang Disabilitas juga diminta untuk memberikan masukan, kritik dan saran agar setiap program dan kegiatan tidak mubazir dan sia-sia,” bebernya.

Selain layanan kesehatan, Ustad H. Abu Yusup juga menyampaikan beberapa permasalahan, diantaranya ketika penyandang Disabilitas kena Tilang Polisi akibat tidak punya SIM yang akhirnya kita memohon kepada Aparat Kepolisian untuk memfasilitasi Pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM) D bagi penyandang Disabilitas yang dipasilitasi oleh pemerintah seperti di daerah Bandung, Majalengka dan daerah lainnya yang khusus pembuatan bagi kaum Disabilitas sehingga ada kemudahan dan perlindungan hukumnya,” paparnya.

Abu Yusup berharap, seharusnya Pemerintah jangan memberikan Harapan seperti dulu untuk pengobatan saya, seperti Kadis kesehatan Subang, dr. Maxsi yang akan menindaklanjuti pengobatan saya, tapi tak pernah kunjung datang, apalagi bisa memberikan bantuan sosial, program jaminan kesehatan, administrasi kependudukan, perlindungan hingga permasalahan lainnya.”Harapnya.

Abu Yusuf menambahkan, setiap permasalahan yang disampaikan, menggambarkan bahwa perhatian pemerintah belum maksimal kepada warga disabilitas.
Padahal mereka dikumpulkan di satu perumahan khusus, agar mudah diberikan pelayanan dan pendampingan. Meskipun pada faktanya, masih banyak yang perlu dibenahi.

Dari berbagai permasalahan-permasalahan yang disampaikannya kepada pemerintah untuk pengajuan bantuan belum pernah perhatikan Pemerintah Subang dan Dinas Sosial, bahkan sudah beberapa kali kita bikin pengajuan namun belum pernah di realisasi, termasuk permasalahan pelayanan kepada disabilitas.

Ini akan menjadi persoalan yang sulit, jika tidak ada komitmen pemerintah untuk menyelesaikan terkait persoalan dan perlindungan bagi penyandang Disabilitas.

“Jika pemerintah mau  mendengar dan memperhatikan apa yang dikeluhan mereka, mereka mau berkomunikasi terbuka, dan serius dalam mencarikan solusi terhadap setiap permasalahan yang mereka hadapi,” ungkapnya.

Ustad Abu Yusup kembali berharap, dari Pemerintahan Kabupaten Subang kaum Disabilitas ada kesetaraan dengan masyarakat normal lainnya, dan setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan, termasuk disabilitas.

“Dibalik keterbatasannya tersimpan potensi atau bakat yang terpendam. Tinggal bagaimana keluarga, lingkungan dan pemerintah, memberikan jaminan, kepada mereka untuk mendapatkan kesempatan yang sama, dan kemudahan akses, untuk mengembangkan bakat diri.
Termasuk mendapatkan layanan kesehatan, pendidikan, pekerjaan sampai projek pemerintah,” Pungkasnya
[Mangsubang]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Example 728x250