https://botvkalimayanews.com/indeks/
Budaya  

Milad ke-2 TTKBI Diwarnai Tradisi dan Semangat Persaudaraan

Serang [Banten] botvkalimayanews.com|| Peringatan Milad ke-2 Tata Tanding Kesenian Bela Diri Indonesia (TTKBI) berlangsung meriah pada Sabtu malam di Kota Serang.

Acara dihadiri oleh ratusan anggota, para sesepuh, tokoh masyarakat, serta perwakilan dari berbagai perguruan silat di Banten dan luar daerah.

Kegiatan dimulai dengan doa bersama dan laporan panitia pelaksana yang dilanjutkan sambutan Ketua Umum TTKBI H. Tubagus Arif Hidayat.

Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa milad ini bukan sekadar perayaan, melainkan momentum memperkuat tali silaturahmi dan melestarikan warisan budaya bela diri nusantara.

“Kita semua satu keluarga besar dalam TTKBI. Mari jaga kebersamaan, hormati perbedaan aliran, dan terus lestarikan budaya bela diri tradisional sebagai warisan leluhur,” ujar Tubagus Arif Hidayat.

Turut hadir sejumlah tamu kehormatan, di antaranya perwakilan Polda Banten, Ketua MUI Kabupaten Serang, Kabid Pariwisata Kabupaten Serang Dito mewakili Bupati Serang, Ketua DPRD Kota Bandar Lampung Tubagus Mahardika, serta pengurus TTKBI dari Lampung, Bekasi, Depok, Tangerang, dan Serang Timur.

Dalam sambutannya, Dito menyampaikan apresiasi atas peran TTKBI dalam melestarikan budaya dan membangun persaudaraan.

“Atas nama Pemerintah Kabupaten Serang, kami mengucapkan selamat milad kedua untuk TTKBI. Semoga organisasi ini terus menjadi wadah pelestarian budaya dan mempererat persaudaraan di masyarakat,” ucapnya.

Puncak acara ditandai dengan pemotongan tumpeng oleh Ketua Umum H. Tubagus Arif Hidayat, sebagai simbol rasa syukur atas perjalanan TTKBI hingga memasuki usia ke-2.

Potongan tumpeng pertama diserahkan kepada para sesepuh dan pengurus sebagai bentuk penghormatan serta doa agar organisasi semakin solid dan maju.

Setelah prosesi tumpeng, dilanjutkan dengan penyerahan cinderamata oleh Ketua Umum kepada para tamu undangan, antara lain dari jajaran TNI, Polri, dan perwakilan pemerintah daerah.

Penyerahan ini menjadi simbol persahabatan dan bentuk apresiasi atas dukungan serta sinergi dalam pembinaan seni bela diri di Banten.

Usai penyerahan cinderamata, acara berlanjut ke ritual keceran, tradisi khas TTKBI yang rutin digelar setiap tahun sebagai bentuk penghormatan kepada para karuhun (leluhur) dan guru-guru besar silat terdahulu.

Ritual ini menggambarkan rasa syukur, persaudaraan, dan tekad menjaga warisan budaya yang telah diwariskan turun-temurun.

Tak berhenti di situ, malam peringatan milad juga diwarnai dengan tradisi rujakan Cimande, sebuah ritual unik yang sarat makna filosofis.

Tradisi ini melambangkan kebersamaan dan keteguhan hati menghadapi suka dan duka dalam perjuangan.

“Rujakan Cimande ini mengingatkan kita bahwa dalam kehidupan selalu ada rasa manis, asam, dan pahit namun semuanya menyatu dalam satu cita rasa perjuangan dan persaudaraan,” ujar salah satu sesepuh Cimande saat memimpin prosesi.

Sebagai penutup, ditampilkan tari tradisional oleh Ketua DPW TTKBI Provinsi Banten, yang menjadi simbol penghormatan terhadap seni budaya lokal dan penegasan bahwa TTKBI tak hanya menjaga bela diri, tetapi juga menghidupkan nilai-nilai kesenian daerah.

Dengan semangat kebersamaan dan pelestarian budaya, Milad ke-2 TTKBI menjadi momentum memperkokoh persatuan antarperguruan dan mempertegas peran TTKBI sebagai wadah pemersatu para pendekar serta pelestari seni bela diri Indonesia. [Nuri]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *